Sabtu, 24 Desember 2016

Tiga Sosok di Balik Penampilan Garang Valentino Rossi

www.JUARA303.com

Agen Judi Online - Valentino Rossi merupakan legenda hidup MotoGP. Jika menilik penampilan garangnya meski sudah berusia senja, tak salah menyematkan predikat demikian kepadanya.

Rossi yang tahun ini berusia 37 tahun, keluar sebagai runner up kejuaraan dunia MotoGP. Meski jadi tahun ketujuhnya gagal jadi juara dunia, penampilan pembalap Italia tetap mampu menyulitkan pembalap yang lebih muda seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Andrea Iannone serta Andrea Dovizioso.

Musim 2016 misalnya, Rossi berhasil menangkan dua kali seri balapan dan total naik podium sebanyak 10 dari 18 balapan sepanjang tahun. Catatan finis terburuknya juga tak pernah terlempar dari 10 besar, dengan cuma merebut posisi kedelapan di Jerman sebagai tempat terburuknya.

Namun tahun ini penampilan Rossi sedikit menurun ketimbang 2015. Tahun lalu, The Doctor berhasil meraih empat kemenangan dan cuma tiga kali absen naik podium dari 18 seri. Meski juga finis sebagai runner up, perolehan poinnya juga melorot dari 325 pada 2015, menjadi 249 di 2016.

Bisa keluar sebagai runner up dalam tiga tahun terakhir (termasuk pada 2014 -red) memang jadi bukti ambisi Rossi merebut gelar juara dunia kesepuluhnya. Sayang, beberapa kendala kerap menghampirinya.

Pada 2014 misalnya, Rossi selalu kalah dari Marquez yang memang tampil brilian sepanjang musim. Sementara pada 2015, giliran Lorenzo yang jadi lawan terberatnya plus mendapat sedikit ketidakberuntungan di seri terakhir. Sedangkan pada 2016, faktor teknis pada tunggangannya, YZR-M1, jadi momok terbesarnya.

Tapi terlepas dari hal di atas, Rossi tercatat konsisten menjaga pamor sebagai pembalap papan atas. Juara dunia boleh silih berganti, namun pemilik nomor 46 tetap yang paling menghibur.

Saat diwawancara Radio Deejay di Italia, Rossi mengaku punya beberapa sosok yang membantu penampilannya. Mulai dari sisi teknis dan non-teknis, pembalap yang juga bos akademi balap VR46 Academy itu selalu mendapat masukan berharga.

"Saya punya sahabat seperti Uccio dan Albi (Alessio Salucci dan Alberto Tebaldi) sebagai contohnya. Sementara dari poin teknis, saya punya mantan pembalap 500cc Luca Cadalora," ucapnya seperti dikutip dari Bikesportnews, Sabtu (24/12/2016).

"Saya memilihnya (Cadalora) karena kami sudah bersama sejak lama dan dia punya semangat yang besar terhadap balap motor. Dia mempelajari gaya saya ketika berada di lintasan. Kami memilih poin masalah bersama, kemudian menganalisa gaya saya dan pembalap lain," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar